Bisnis angkot, modal gede margin tipis, tapi konsisten..
Setelah almarhum ayah saya pensiun dini dari TNI ketika saya masih duduk di bangku sekolah dasar, usaha yang dipilihnya adalah angkot. Ya, angkot-angkot inilah yang menyekolahkan 4 anak2nya hingga ke bangku kuliah, bahkan dua diantaranya sempat di luar negeri.
Sekarang lagi jaman susah, mau nyari duit receh-receh juga susah. Perusahaan-perusahaan yang ada beberapa sudah gulung tikar, beberapa hidup segan mati tak mau, sangat jarang perusahaan yang tetap bisa melaju kencang.
Krisis ini pun memimpa perusahaan yang saya pimpin ketika laju pertambahan klien menjadi melambat, bahkan klien2 yg sudah ada menurunkan layanan untuk mengurangi biaya produksinya. Tapi alhamdulillah klo untuk berhentinya klien berlangganan tidak kami alami, karena klien kami selalu puas dengan layanan perusahaan. Wah harus segera mencari solusinya donk nih untuk mencari back up jika terjadi force majure.
Akhirnya pilihan pun jatuh ke bisnis angkot. Tujuh alasan kenapa usaha angkot?
1. Saya mengetahui persis bisnis ini karena bisnis angkot ortu sudah 15thn berjalan
2. Walau sedikit, Angkot memberikan hasil yang konsisten setiap bulan, tidak peduli krisis
3. Saya memiliki bengkel rekanan yang terpercaya
4. Jaringan supir yang amanah
5. Sistem yang sudah teruji
6. Tempat parkiran yang luas jika usaha berkembang
7. Harga jual kembali yang tidak jatuh. Angkot baru seharga 195jt ketika sudah 5thn masih bisa dijual 160jt. Keren kan! yang bikin mahal trayek nya ternyata
Gimana itung2annya?
Modal angkot baru : Rp 195.000.000
Pemasukan per bulan : Rp 180.000 x 30 hari = Rp 5.400.000
pemasukan per bulan akan berkurang sekitar 3-4% setiap TAHUNnya seiring bertambahnya usia mobil (buat servis2 maksudnya)
Simulasinya seperti ini
Pendapatan di tahun pertama : 5,4jt per bulan
Pendapatan di tahun kedua : 5,2jt per bulan
pendapatan di tahun ketiga : 5jt per bulan
pendapatan di tahun keempat : 4,8jt per bulan
pendapatan di tahun kelima : 4,6jt per bulan
pendapatan di tahun keenam dan seterusnya insya allah tetap di : 4,4jt per bulan
(berdasarkan pengalaman 15thn hehe)
Sekarang lagi jaman susah, mau nyari duit receh-receh juga susah. Perusahaan-perusahaan yang ada beberapa sudah gulung tikar, beberapa hidup segan mati tak mau, sangat jarang perusahaan yang tetap bisa melaju kencang.
Krisis ini pun memimpa perusahaan yang saya pimpin ketika laju pertambahan klien menjadi melambat, bahkan klien2 yg sudah ada menurunkan layanan untuk mengurangi biaya produksinya. Tapi alhamdulillah klo untuk berhentinya klien berlangganan tidak kami alami, karena klien kami selalu puas dengan layanan perusahaan. Wah harus segera mencari solusinya donk nih untuk mencari back up jika terjadi force majure.
Akhirnya pilihan pun jatuh ke bisnis angkot. Tujuh alasan kenapa usaha angkot?
1. Saya mengetahui persis bisnis ini karena bisnis angkot ortu sudah 15thn berjalan
2. Walau sedikit, Angkot memberikan hasil yang konsisten setiap bulan, tidak peduli krisis
3. Saya memiliki bengkel rekanan yang terpercaya
4. Jaringan supir yang amanah
5. Sistem yang sudah teruji
6. Tempat parkiran yang luas jika usaha berkembang
7. Harga jual kembali yang tidak jatuh. Angkot baru seharga 195jt ketika sudah 5thn masih bisa dijual 160jt. Keren kan! yang bikin mahal trayek nya ternyata
Gimana itung2annya?
Modal angkot baru : Rp 195.000.000
Pemasukan per bulan : Rp 180.000 x 30 hari = Rp 5.400.000
pemasukan per bulan akan berkurang sekitar 3-4% setiap TAHUNnya seiring bertambahnya usia mobil (buat servis2 maksudnya)
Simulasinya seperti ini
Pendapatan di tahun pertama : 5,4jt per bulan
Pendapatan di tahun kedua : 5,2jt per bulan
pendapatan di tahun ketiga : 5jt per bulan
pendapatan di tahun keempat : 4,8jt per bulan
pendapatan di tahun kelima : 4,6jt per bulan
pendapatan di tahun keenam dan seterusnya insya allah tetap di : 4,4jt per bulan
(berdasarkan pengalaman 15thn hehe)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar